Beauty privilege merupakan satu istilah yang sangat menarik untuk dibahas akhir-akhir ini. Lalu apa sih yang dimaksud beauty privilege itu? Beauty privilege adalah hak istimewa manusia yang diperoleh karena kecantikan/ketampanan sejak lahir hingga dewasa yang cukup memengaruhi karier dan pandangan orang lain terhadap mereka.
Seseorang yang memiliki beauty privilege tak hanya mendapat perlakuan istimewa ketika ia membutuhkan sesuatu, namun ada keuntungan lain yaitu “dimaklumi” ketika melakukan kesalahan. Sedangkan jika kesalahan tersebut dilakukan oleh seseorang yang penampilan fisiknya tidak menarik, maka akan berbeda pula cara masyarakat dalam menyikapinya.
Contoh beauty privilege bisa kita temui di mana-mana, mulai dari lingkungan rumah, sekolah dan kampus, bahkan lingkungan kerja.
Di dalam jurnal yang dupublikasi di Plos One, hasil riset menunjukkan bahwa menilai kecerdasan seseorang dari wajahnya itu terbilang akurat. Rupanya, ketika ada seseorang memiliki wajah menawan, maka itu menunjukkan bahwa ia selalu mendapat asupan nutrisi, bisa menjaga kesehatan, dan punya kecerdasan untuk merawat dirinya sendiri.
Sisi positif dan negatif beauty privilege
Adanya stigma penyandang beauty privilege untuk seseorang, tentunya memiliki dampak positif dan negatif. Pasalnya, segala sesuatu yang ada dalam kehidupan selalu ada sisi gelap terangnya.
Sisi positifnya yaitu orang lain akan termotivasi untuk terus merawat diri dan memperhatikan penampilannya. Mereka sadar bahwa hal tersebut merupakan wujud seseorang dalam menghargai dirinya, dan memudahkan segala urusan hidup.
Tentunya hal positif sangat dirasakan bagi mereka yang menyandangnya, yakni orang-orang dengan paras rupawan. Selain itu, adanya stigma-stigma lain yang terus bermunculan di masyarakat bahwa mengandalkan tampang saja tidak cukup. Maka mereka akan termotivasi untuk mengasaih soft skill dan hard skill serta etika. Sehingga akan terbentuk satu jiwa manusia yang berkualitas baik dari penampilan luar, berintegritas, dan beretika yang baik.
Sedang dampak negatifnya berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, bahwa dengan adanya stigma tersebut sangat merugikan orang yang berpenampilan biasa, atau bahkan jauh dari kata menarik. Padahal belum tentu mereka tidak memiliki bakat dan pemikiran yang cemerlang, meski fisiknya kurang memenuhi standar kecantikan di mata masyarakat.
Adanya beauty privilege, masyarakat tak sadar telah menyelewengkan Hak Asasi Manusia untuk mendapatkan perlakuan yang sama, baik di mata hukum, maupun dalam mendapatkan pelayanan publik.
Editor: Yusham
Categories: Beauty