Hari pahlawan memang sudah diperingati beberapa bulan lalu. Namun, semangat nasionalis masih saja terasa di Kota Bandung, salah satu bidang yang tak pernah sepi diperjuangkan adalah pendidikan. Hal itulah yang kini sedang diperjuangkan oleh kawan-kawan dari Kelas Tambahan.
Ika Hernawan selaku founder dan pengurus Kelas Tambahan mengenalkan komunitas ini sebagai wadah mengajar dan melakukan pemberdayaan pendidikan untuk anak-anak tak mampu, tanpa memungut biaya sepeserpun.
Seperti apa komunitas yang satu ini bergerak? Yuk, simak petikan wawancara kami bersama Ika Hernawa berikut ini.
Bisa diceritakan kapan terbentunya Kelas Tambahan?
Kelas Tambahan terbentuk di pertengahan Mei 2018 pada saat akhir bulan Ramadan. Alasan terbentuknya diawali dengan kegelisahan kami sebagai pemuda akan adanya gap atau jarak pemisah antara orang yang berada dan orang yang kurang mampu dalam pendidikan yang ada di Indonesia, khususnya Kota Bandung, dan adanya keinginan untuk berkontribusi pada masyarakat. Diawali saya dan beberapa kawan yang bernama Anto, Arrizal dan Teguh sepulang salat tarawih, kami berdiskusi di warung kopi dekat rumah di daerah Sarijadi, setelah memantapkan diri dan membangun konsep, maka di mulailah Kelas Tambahan pertama di awal bulan juni.
Apa nih visi dan misi Kelas Tambahan?
Visi dan misi Kelas Tambahan adalah menjadi jembatan untuk mendapatkan pendidikan luar sekolah yang dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Kegiatan atau program kerjanya apa aja?
Kegiatan di bagi menjadi 3 bagian, yang pertama tentunya pendidikan gratis, lalu ada bagi-bagi nasi bungkus untuk para duafa dan orang yang tidak mampu serta bantuan sosial kepada panti asuhan, sarana pendidikan di daerah terpencil dan crowdfunding bantuan bencana alam, pada awal terbentuknya Kelas Tambahan, kami mengadakan kegiatan kelas bahasa Inggris gratis setiap minggunya, seiring berjalannya waktu format tersebut berubah menjadi 2 minggu sekali, dan setelah pandemi menjadi sebulan sekali dikarnakan mengikuti anjuran pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini untuk mengurangi aktivitas yang menimbulkan keramaian.
Metode pembelajarannya seperti apa?
Metode pembelajaran sendiri menggunakan metode focus group discussion, tanya jawab dan latihan di tempat, jadi setiap selesai pembelajaran maka anak-anak akan diberikan waktu untuk review pelajaran hari itu.
Sasarannya di usia berapa saja?
Sasaran untuk kelas tambahan adalah anak umur 5-14 tahun, baik yang masih bersekolah ataupun yang tidak bersekolah.
Apa aja nih yang dipelajari?
Untuk sementara dikarenakan ketersedian tenaga pendidik yang kami punya dari pendidikan bahasa Inggris maka sampai saat ini masih seputar pendidikan bahasa Inggris. Tapi tidak menutup kemungkinan jika ada volunter yang ingin bergabung dari latar pendidikan lain maka kelas tambahan dapat juga membuka kelas mata pelajaran tersebut.
Apakah dipungut biaya?
Semua kegiatan Kelas Tambahan tidak dipungut biaya alias gratis.
Anggota atau volunter untuk saat ini ada berapa orang?
Dikarenakan sistem volunter Kelas Tambahan tidak mengikat (volunter dibebaskan untuk bisa bergabung dan tidak kapanpun) maka untuk anggota ada sekitar 27 orang, belum termasuk volunter dari pihak ketiga yang pernah bekerja sama dengan kami seperti mahasiswa dari kampus-kampus sekitar Bandung, frenchise makanan atau umum.
Bagaimana respons orang tua yang anaknya ikut bersama Kelas Tambahan?
Sampai saat ini respon orang tua cukup positif, dengan adanya kegiatan Kelas Tambahan dapat menarik minat anak untuk belajar sambil bermain serta dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
Lalu, untuk tempatnya sendiri biasa berlangsung di mana?
Kelas Tambahan sampai saat ini sudah 3 kali berpindah tempat. Di mulai dari ruang serbaguna dan pos keamanan di dekat tempat kami tinggal di daerah Sarijadi, lalu berpindah ke Bandung Creative Hub sampai awal pandemi. Dikarenakan Bandung Creative Hub ditutup untuk sementara maka kami membuka kelas daring sampai akhir 2020, setelahnya kami bergerak ke komunitas-komunitas kecil untuk membantu mereka dalam pembelajaran bahasa Inggris. Jika ada komunitas yang ingin bekerja sama, kami membuka pintu yang selebar-lebarnya.
Untuk kawan-kawan di luar yang ingin bergabung dengan Kelas Tambahan apakah ada syarat tertentu?
Untuk syarat yang memberatkan sejatinya tidak ada, akan tetapi minimal umur 18 tahun atau sudah tamat SMA, lalu mempunyai niat membantu dan mengabdi pada masyarakat.
Di tengah pandemi ini, apakah kegiatan Kelas Tambahan masih tetap efektif?
Pada awal pandemi kami sekitar bulan maret kami masih membuka kelas online sampai akhir Desember 2020, untuk tahun ini kami mulai membuka lagi kelas offline satu bulan sekali dengan menerapkan protokol kesehatan.
Apa harapan terbesar Kelas Tambahan?
Harapan kami ingin menarik minat pemuda-pemudi/profesional dalam bidang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia menerapkan/meniru sistem kelas tambahan di setiap kecamatan di tiap provinsi sehingga dapat dibayangkan jika itu terjadi maka gap/jarak pemisah antara pendidikan masyarakat akan semakin mengecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Editor: Yusham
Categories: Community