Hari itu ketika matahari telah puas menyinarkan auranya, dibagian utara Bandung nampak kumpulan truk-truk lusuh dan unik tengah berjajar di sebuah acara Dago Food Walk 2015. Truk yang sedari sore telah terpakir rapi itu, bukanlah truk sembarang, mereka datang dengan sejumlah hidangan yang tentunya menggoda selera siapa saja yang melihatnya.
Jika Anda pernah mendengar istilah Foodtruck, maka tidak akan asing lagi melihat jajanan kaki lima yang makanannya dibuat di atas mobil truk atau pickup. Konsep ini sebenarnya telah familiar di masyarakat Amerika Serikat dan Eropa. Kini Anda dapat merasakan sensasi makanan ala foodtruck ini di Kota Bandung.
Sebutlah Bandung Foodtruck Community (BFTC) yang menaungi berbagai entrepreneur muda dengan kesamaan bentuk usaha dan visi. Komunitas yang masih baru terbentuk ini, tentu saja menyediakan berbagai macam foodtruck dengan pilihan variasi kulinernya masing-masing.
Salah satunya adalah Nomad, tepat diacara Dago Food Walking sabtu (18/1) kemarin, sekumpulan pemuda yang masih aktif kuliah ini dengan gagah memakirkan sebuah mobil Chevrolet suburban kuno. Jika melihat lebih dekat lagi dalam mobil seperti dapur berjalan lengkap dengan kompor, coolbox, berbagai botol minuman, dan tempat penyimpanan makanan.
Berakar dari sebuah kafe Fourspeed Parlor yang kemudian ditutup, usaha kuliner ini hadir dengan darah kreatif dari para mahasiswa yang mengelola Nomad truck ini. Anda tidak perlu pusing untuk menemukan kendaraan ini. Mobil ini sangat unik dan mudah dikenali, jika Anda berjalan di sekitar jalanan kota Bandung, mungkin sesekali melihat mobil Chevrolet Suburban lusuh berkarat ada logo badak garang dengan tulisan Nomad Truck
Komunitas ini memiliki berbagai pilihan foodtruck. Ada yang berjualan hot dog, burger, ayam goreng, dim sum, sushi, es krim durian, hingga bakso. Harga makanan yang ditawarkan pun sangat bervariasi dan terjangkau.
Biasanya sehari sebelum berjualan, mereka akan menginformasikan kapan dan di mana akan membuka lapak melalui media sosial. Dengan cita rasa yang tidak jauh dari restoran, foodtruck bisa menjadi salah satu gaya santap kaum urban khususnya di Bandung.Konsepnya yang nomaden dan selalu dicari-cari oleh konsumen dengan makanan cepat saji membuat lahan ini bisa menjadi wisata kuliner bagai kemajuan industri kreatif dikota Bandung.
”Dengan suasana Bandung yang sejuk dan pemuda-pemudanya yang sering nongkrong, terkadang yang beli sering selfie dulu, nongkrong. Nah, hal yang kaya gituh tuh bisa di jadiin wisata kuliner,” ujar Rezha selaku ketua Bandung Foodtruck Community (BFTC)
Ia pun menambahkan bahwa sederhananya makanan dari foodtruck itu berkonsep grab and go. Maka dari itu, ia menghimbau dan menjamin ke semua konsumen Foodtruck dalam BFTC ini bahwa nilai higienis dari pengolahan makanan tetap terjaga dan menjadi prioritas.
“Harus pake apron, handglove, gak ngeroko, demi menjaga kenyamanan dan kebersihan para juru masak di foodtruck. Harus ada tong sampah, kursi duduk, dan higienis tetap jadi nomor satu,” jelasnya.
Selain menjadi seorang ketua di BFTC, Rezha sendiri pun memiliki usaha foodtruck Wildwings. Nuansa klasik dalam berjualan tetap dipertahankannya. Dengan menggunakan VW combi sebagai dapur berjalannya, ia memulai usahanya sejak setahun yang lalu.
Satu lagi alternatif kuliner hadir di kota kembang ini, Bandung selalu memberikan suatu rasa sendiri baik dari berbagai macam aspeknya. Dan kuliner tidak akan pernah habis menjadi bagian didalamnya. Kota kreatif dengan generasi muda yang menjadi pionirnya semakin mengukuhkan bahwa tidak ada salahnya jika foodtruck menjadi salah satu gaya santap kaum urban saat ini.
Categories: Culinary, Uncategorized