“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa–suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” –Seno Gumira Ajidarma
Seiring perkembangan zaman, hadirnya media sosial semakin mempermudah semua lapisan masyarakat dalam menyampaikan dan mendapatkan informasi. Pun bagi sebagian orang yang ingin mengembangkan dan menyalurkan hobi–khususnya di bidang menulis. Pada umumnya tak sedikit dari mereka memilih blog sebagai media alternatif untuk mewadahi kreativitas, baik itu tulisan, foto maupun video. Tak sedikit pula berbagai macam komunitas bloger menjamur di Tanah Air.
Walaupun atmosfer blogging tak semeriah seperti masa kejayaannya beberapa tahun kebelakang, hal tersebut nyatanya tak menghisap semangat para mojang asal Kota Kembang ini untuk terus memantik produktivitas di dunia blogging, mereka adalah bloger/narablog yang terhimpun dalam komunitas Bandung Hijab Blogger.
“BHB (Bandung Hijab Blogger) itu komunitas para perempuan muslimah yang kepengin mengenal dunia blogging dan lebih konsen ke orang-orang yang ingin belajar. Walaupun beberapa diantaranya udah ada yang handal ada juga yang belum mengenal sama sekali,” jelas Rara Febtarina selaku pendiri komunitas BHB saat ditemui di salahsatu café di pusat perbelanjaan, Jalan Pasir Kaliki, Kota Bandung.
Komunitas yang digaungi kaum hawa ini tercetus pada 15 Maret 2018. Selaku penggagas, gadis berumur 24 tahun itu memiliki tujuan ketika mendirikan komunitas yang telah diikuti puluhan member ini, “yang pertama untuk meningkatkan produktivitas bagi perempuan di bidang menulis yakni blog sebagai medianya. Kedua, mempererat tali silaturahmi dan ketiga menyebarkan virus menulis di tengah masyarakat, khususnya di Kota Bandung,” ungkapnya.
Meski usia komunitas BHB baru seumur jagung, para member menyambut khidmat acara kopi darat yang berlangsung 1 April 2018 lalu, “alhamdulillah, orang-orangnya antusias banget. Disitu kami saling berbagi pengalaman dan semangat. Ternyata dunia blogging bisa juga menghasilkan uang,” tutur gadis lulusan jurusan ekonomi itu, “beberapa member juga ngulas acara meet up pertama kemaren di blog-nya masing-masing,” tambahnya.
Nyatanya, Rara mengendus peluang selama menjadi seorang bloger. Di usianya yang tergolong muda dewasa, ia meyakini perihal buah yang bisa di petik di dunia blogging. Dari sudut pandangnya, ia beranggapan bahwa perempuan masih bisa produktif walaupun pun hanya menulis di rumah, banyak manfaat yang bisa didapat.
“Pertama, skil menulis lebih meningkat. Kedua, skil produktivitas, contohnya yang tadinya pakai foto orang secara gratisan, sekarang pake foto sendiri. Nah, disini klo kita udah punya kualitas, brand pasti dateng, kalo brand dateng kita udah punya popularitas, nanti dateng networking, jadi banyak banget yang bisa kita dapetin ketika menulis di blog itu,” kata mojang Bandung itu.
Selain itu, komunitas BHB juga tak hanya mengisi konten seperti bloger pada umumnya menulis perihal catatan harian saja. Mereka para member BHB menulis beragam konten, diantaranya; puisi, kecantikan, fesyen, makanan, kosmetik, gaya hidup, travel dan lain sebagainya. Sedang untuk gaya bahasa di bebaskan sesuai bahasa masing-masing.
Selaku ketua, Rara menekankan kepada seluruh member komunitas BHB untuk terus berfikir positif, “jangan saling menjatuhkan dan mematikan konten orang lain. Nanti efeknya akan domino. Jadi, kami semua berusaha untuk membuat BHB lebih kondusif. Kalo pembawaannya positif bakalan kerasa ke semuanya member dan orang lain. Saya meyakini bahwa dunia blogging itu bisa mengubah hidup ataupun perspektif. Sangat berpengaruh banget.”
Rencana terdekat, komunitas ini akan membuka pelatihan seputar dunia blogging, “kalo udah ada passion di bidang menulis ngebuatin riview, kalo ada brand dateng sama kita, kita udah punya SDM yang berkualitas. Harapannya, kami semua kepenginnya punya passion dalam menulis. mematikan konten orang lain. Karena seorang blogger harus punya attitude yang bagus, energi positif dan gak boleh pelit ilmu dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Intinya kita harus berbagi,” pungkasnya.
Seiring perkembangan zaman, hadirnya media sosial semakin mempermudah semua lapisan masyarakat dalam menyampaikan dan mendapatkan informasi. Pun bagi sebagian orang yang ingin mengembangkan dan menyalurkan hobi–khususnya di bidang menulis. Pada umumnya tak sedikit dari mereka memilih blog sebagai media alternatif untuk mewadahi kreativitas, baik itu tulisan, foto maupun video. Tak sedikit pula berbagai macam komunitas bloger menjamur di Tanah Air.
Walaupun atmosfer blogging tak semeriah seperti masa kejayaannya beberapa tahun kebelakang, hal tersebut nyatanya tak menghisap semangat para mojang asal Kota Kembang ini untuk terus memantik produktivitas di dunia blogging, mereka adalah bloger/narablog yang terhimpun dalam komunitas Bandung Hijab Blogger.
“BHB (Bandung Hijab Blogger) itu komunitas para perempuan muslimah yang kepengin mengenal dunia blogging dan lebih konsen ke orang-orang yang ingin belajar. Walaupun beberapa di antaranya udah ada yang handal ada juga yang belum mengenal sama sekali,” jelas Rara Febtarina selaku pendiri komunitas BHB saat ditemui di salah satu kafe di pusat perbelanjaan, Jalan Pasir Kaliki, Kota Bandung.
Komunitas yang digaungi kaum hawa ini tercetus pada 15 Maret 2018. Selaku penggagas, gadis berumur 24 tahun itu memiliki tujuan ketika mendirikan komunitas yang telah diikuti puluhan member ini, “yang pertama untuk meningkatkan produktivitas bagi perempuan di bidang menulis yakni blog sebagai medianya. Kedua, mempererat tali silaturahmi dan ketiga menyebarkan virus menulis di tengah masyarakat, khususnya di Kota Bandung,” ungkapnya.
Meski usia komunitas BHB baru seumur jagung, para member menyambut khidmat acara kopi darat yang berlangsung 1 April 2018 lalu, “alhamdulillah, orang-orangnya antusias banget. Disitu kami saling berbagi pengalaman dan semangat. Ternyata dunia blogging bisa juga menghasilkan uang,” tutur gadis lulusan jurusan ekonomi itu, “beberapa member juga ngulas acara meet up pertama kemaren di blog-nya masing-masing,” tambahnya.
Nyatanya, Rara mengendus peluang selama menjadi seorang bloger. Di usianya yang tergolong muda dewasa, ia meyakini perihal buah yang bisa di petik di dunia blogging. Dari sudut pandangnya, ia beranggapan bahwa perempuan masih bisa produktif walaupun pun hanya menulis di rumah, banyak manfaat yang bisa didapat.
“Pertama, skil menulis lebih meningkat. Kedua, skil produktivitas, contohnya yang tadinya pakai foto orang secara gratisan, sekarang pake foto sendiri. Nah, disini klo kita udah punya kualitas, brand pasti dateng, kalo brand dateng kita udah punya popularitas, nanti dateng networking, jadi banyak banget yang bisa kita dapetin ketika menulis di blog itu,” kata mojang Bandung itu
Selain itu, komunitas BHB juga tak hanya mengisi konten seperti bloger pada umumnya menulis perihal catatan harian saja. Mereka para member BHB menulis beragam konten, diantaranya; puisi, kecantikan, fesyen, makanan, kosmetik, gaya hidup, travel dan lain sebagainya. Sedang untuk gaya bahasa di bebaskan sesuai bahasa masing-masing.
Selaku ketua, Rara menekankan kepada seluruh member komunitas BHB untuk terus berfikir positif, “jangan saling menjatuhkan dan mematikan konten orang lain. Nanti efeknya akan domino. Jadi, kami semua berusaha untuk membuat BHB lebih kondusif. Kalo pembawaannya positif bakalan kerasa ke semuanya member dan orang lain. Saya meyakini bahwa dunia blogging itu bisa mengubah hidup ataupun perspektif. Sangat berpengaruh banget.”
Rencana terdekat, komunitas ini akan membuka pelatihan seputar dunia blogging, “kalo udah ada passion di bidang menulis ngebuatin riview, kalo ada brand dateng sama kita, kita udah punya SDM yang berkualitas. Harapannya, kami semua kepenginnya punya passion dalam menulis. mematikan konten orang lain. Karena seorang blogger harus punya attitude yang bagus, energi positif dan gak boleh pelit ilmu dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Intinya kita harus berbagi,” pungkasnya.
Yusham