IQIF, sebelumnya sudah dikenal sebagai drummer sebuah band ternama yang bernama Stereocase. Berkecimpung di industri musik sejak tahun 2008 bersama sang kakak dan membentuk band tersebut, Iqif juga aktif sebagai songwriter dan menjadi drummer untuk beberapa band lainnya.
Lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang musik, Iqif sejak kecil sudah diperkenalkan genre musik Classic Rock oleh sang ayah, yang memberinya influence terbesar dalam bermusik. Terbiasa melihat ayahnya yang juga seorang drummer tampil di panggung, Iqif tumbuh menjadi seorang yang sangat mencintai musik dan memilih berkarier di jalur musik.
Di tahun 2020 ini, Iqif mengeluarkan proyek solo pertamanya dengan merilis album yang diberi judul No.1. Tak tanggung-tanggung, 2 single dirilisnya secara berturut-turut yaitu “Before It’s Too Late” dan “Burn Me Down”.
Dalam penggarapan album No.1 ini, Iqif dibantu oleh seorang musisi berbakat, Adityar Andra, yang pernah memproduseri Neonomora, Kenny Gabriel, Sita Marino dan lain-lain. “Di proyek solo gue ini, rencananya akan berisi 10 lagu dan gue dibantu oleh Neonomora sebagai Art Director di album ini secara keseluruhan, baik dari logo, look gue, video klip dan lain-lain”, ucap Iqif dalam siaran pers yang diterima Star Glam Magazine, Sabtu (28/3/2020).
Penanda debut album
Lagu yang pertama dirilis yaitu “Before It’s Too Late”, sebuah lagu pendek tanpa lirik yang dirilis Iqif dengan format video narasi/short movie di akun Youtube-nya pada 23 Maret 2020 lalu. Video ini semacam Track Intro untuk album perdananya tersebut, di mana lagu ini disampaikannya sebagai terapi diri dan juga pengingat bagi semua pendengar, untuk tidak pernah berhenti mengejar impian mereka bahkan ketika menemui titik atau kegagalan yang paling sulit sekalipun.
“Dari awal gue sudah kepikiran buat lagu ini sebagai penanda dimulainya album gue. Di mana secara musik cukup mempresentasikan album gue secara keseluruhan baik dari sisi karakter musik, sound, mood dan lain-lain. Lagu ini memang di bikin tanpa lirik yang bisa dinyanyikan, sebenarnya bukan tanpa lirik juga sih karena gue mengajak ShotgunDre, seorang Rapper Indonesia yang keren banget untuk membantu gue menyampaikan pesan dari lagu ini, melalui kata-kata yang diucapkan secara emosional. Dimana lagu ini membahas tentang setiap orang pasti punya masa dimana dia pikir hidupnya berakhir disitu, ketika mengalami kesulitan hidup. Namun sebenarnya dia masih bisa mencoba segala sesuatunya sebelum semuanya benar-benar terlambat. Ini semacam Reminder untuk selalu optimis dalam mengejar mimpi loe”, jelas Iqif tentang lagu tersebut.
“Burn Me Down” dipilih menjadi single utama di album solo perdananya ini. Lagu yang dibuat oleh Iqif pada tahun 2019 ini terinspirasi dari sebuah film yang pernah ditontonnya. Bersama sahabatnya yang adalah seorang Copywriter, Reisha Sinulingga, IQIF menuangkan ide di kepalanya dan mempercayakan sahabatnya sebagai penulis lirik di lagu ini.
Hadir dengan nuansa Indie Rock dengan rhythm yang kencang dan distorsi gitar yang memompa adrenalin, lagu ini bercerita tentang pertempuran pribadi IQIF beberapa tahun terakhir di mana ia menggunakan kata-kata dan musik sebagai terapi diri bagi dirinya ataupun bagi penikmat musiknya untuk selalu memiliki energi positif dalam hidup.
“Lagu ini sebenarnya adalah potongan cerita dari curhatan hidup gue. Bahwa di setiap fase kehidupan manusia akan selalu ada tantangan dan dinamikanya. Gue pengen meng-encourage orang untuk jangan pernah menyerah, There’s nothing that can burn you down. Mungkin masalah itu datang dari eksternal atau mungkin sebenarnya datang dari diri loe sendiri, atau jangan-jangan semua itu hanya ada di kepala loe doang. Makanya gue mengajak untuk selalu memiliki energi positif namun gue sampaikan dengan cara eksplosif makanya musik di lagu ini kencang. Dan di liriknya ada teriakan ‘Come, Burn Me Down’, seperti seruan untuk men-challenge diri loe balik untuk bisa lewatin semua masalah itu”, ucap IQIF.
Iqif mengatakan bahwa dalam pengerjaan album ini dirinya mengekplorasi berbagai genre musik. Berusaha membuat karya yang mengalir dari hati dan kreatifitasnya, tanpa batasan dan tanpa paksaan.
“Gue ingin agar pesan di album ini tersampaikan kepada siapapun yang nanti akan mendengarkannya. Bahwa there’s so many negativity in this world, dan gue akan sangat happy bisa jadi bagian yang ‘Spread the positivity’ karena gue pernah mengalami sendiri, kadang-kadang hal seperti itu mesti diingatkan. Jadi gue berharap lewat lagu-lagu gue, semoga semua orang menjadi teringat kembali. Gue juga berharap banyak yang suka lagu gue dan mungkin bisa menjadi anthem buat kehidupan mereka”, tutup Iqif.
Redaksi
Categories: Music