Derasnya perkembangan teknologi internet membuat layanan musik online memanjakan para pencinta musik. Bermodal smartphone, internet, dan biaya langganan streaming, musik legal yang didistribusikan dapat langsung sampai ke telinga pendengar.
Nggak perlu repot-repot ke toko musik, pendengar bisa mendengarkan musik online di mana dan kapan saja lewat Spotify, Joox, Yonder dan layanan musik online lainnya.
Praktisnya layanan musik online bukan berarti bikin musik rilisan fisik benar-benar hilang. Buktinya masih ada musisi yang berani mengeluarkan rilisan fisik cakram padat (CD) bahkan piringan hitam (vinyl).
Mendengarkan musik dari kaset pita hitam, CD atau piringan hitam memang memberikan kesan yang berbeda. Dan selayaknya memang tidak dibandingkan dengan musik digital.
Nah, tepat pada 2007, sebuah perkumpulan para pemilik toko musik di Amerika Serikat dan juga para karyawannya berkumpul di suatu tempat, mencetuskan sebuah hari yang bersejarah, bernama Record Store Day (RSD). RSD sendiri diadakan untuk merayakan budaya unik terkait toko-toko musik yang ada di Amerika Serikat maupun di seluruh negara dunia. Indonesia juga negara yang tak ketinggalan merayakan RSD yang jatuh setiap akhir pekan ketiga bulan April.
Yang jadi pertanyaan, kenapa masih ada orang yang dengerin musik dengan rilisan fisik? Bukannya nikmatin musik dari kaset, CD, atau pirirngan hitam udah ketinggalan zaman? Berikut alasan-alasannya.
Mengapresiasi karya musisi
Dengan membeli rilisan fisik, para pendengar dapat mengapresiasi karya musisi. Pada dasarnya musisi juga berdagang. Hanya saja yang mereka jual adalah karya kreatif yaitu lagu. Layaknya penjual, musisi juga akan senang jika karyanya dibeli.
Nah, CD, kaset pita, dan piringan hitam (vinyl) jadi pertanda real yang menandakan musisi pernah membuat lagu dalam jumlah tertentu yang dikemas dalam album atau mini album. Kalau di radio atau televisi, hanya diperdengarkan satu atau beberapa lagu, dengan membeli album fisiknya, kamu juga mengapresiasi karya musisi dengan mendengarkan semua lagi dalam rilisan fisik tersebut.
Dengan membeli rilisan fisik, kamu juga mengapresiasi hasil karya label musik rekaman yang menjadi tempat musisi membuat karyanya.
Pengalaman musik yang ‘berbeda’
Coba, deh, bongkar gudang rumah kakek-nenekmu. Siapa tahu ada turntable atau pemutar piringan hitam yang masih berfungsi. Rasakan pengalaman mendengarkan musik dari pemutar piringan hitam yang klasik itu.
Banyak orang berpendapat, kalau dengerin musik pakai turntable serasa diperdengarkan musik langsung dari musisinya. Kedengarannya berlebihan, tapi wajib kamu coba kalau penasaran! Kalau dengerin musik online tinggal klik dan play, dengan memiliki rilisan fisik kamu harus mengeluarkan kaset, CD, atau piringan hitam dari tempatnya dan memainkannya.
Sensasi inilah yang tidak bisa kamu rasakan ketika mendengarkan musik digital yang serba praktis. Ada pengalaman yang berbeda jika kamu mendengarkan musik dengan rilisan fisik.
Sensasi pergi ke toko musik
Percayalah toko musik sering jadi pelarian banyak anak muda yang nggak begitu suka belanja. Kalau diajak ke mal, rasanya pengen ‘berpisah’ dari orangtua dan asyik sendiri di toko musik.
Apalagi banyak toko musik yang nggak cuma update album musisi terbaru, tapi juga ngasih beberapa player dan headphone untuk dengerin musik di tempat! Anak 90-an ngerasain banget, nih, sensasi yang begini. Seru lagi kalau ketemu orang yang selera musiknya sama.
Selain bisa dengerin musik di tempat, pemandangan toko musik yang nyaman bikin kamu pasti betah berlama-lama di dalamnya.
Musik yang dikoleksi
Mengoleksi karya musisi tertentu adalah idaman setiap para pencinta musik pada masanya. Musik adalah sesuatu yang juga dinamis. Mengikuti gaya bermusik musisi idola juga memberikan kesan tersendiri.
Lebih seneng lagi saat Walkman lagi jaya-jayanya! Bawa kaset pita ke mana-mana, saat nggak sengaja ketemu musisi idola bisa minta tanda tangan dan foto bareng. Bagi musisi, momen mengetahui karyanya dikoleksi adalah hal yang membahagiakan. Dengan mengoleksi album, kita bisa masuk jajaran fans garis keras!
Memperluas wawasan
Kalau sudah nge-fans berat sama musisi, nggak jarang kita jadi penasaran sama cerita dibalik lagu tersebut. Kalau sekarang, sih, ada internet yang bisa kasih informasi tentang siapa pencipta lagu, label musik, studio rekaman dan lain-lainya seputar karya itu.
Saat beli album fisik, kamu bisa dapat cerita di balik lagu di cover album musisi. Tentang siapa yang menciptakan lirik, musik, label musik, studio rekaman bisa kamu ketahui kalau membeli album fisik. Wawasan kita sebagai fans juga bisa bertambah dengan mengoleksi rilisan fisik.
Agung Mustika
Editor: Yusham
Categories: Hobby