Pesatnya perkambangan teknologi membuat bentuk dan fitur dalam telepon genggam atau gawai semakin beragam serta menarik. Sering terdengar ungkapan, “gawai saat ini berfungsi mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat”.
Hal itu mungkin benar adanya ketika Anda sering mendapat teguran dari teman atau seseorang yang berada di dekat Anda mengenai kecenderungan melihat gawai saat sedang bersama ketimbang mengobrol atau berinteraksi langsung dengannya.
Keadaan di atas mungkin menjadi semakin parah karena Anda sudah merasa sangat nyaman saat berada dekat dengan telepon genggam yang Anda miliki. Namun, hal itu ternyata menimbulkan adanya satu istilah baru dalam dunia kesehatan mental, yaitu nomofobia. Penyimpangan keadaan dari nomofobia adalah rasa takut yang berlebihan jika berpisah dengan telepon seluler atau gawai.
Sudah ada beberapa ahli dan penelitian yang mengatakan jika seseorang merasa cemas saat berpisah dengan telepon genggam adalah suatu penyakit. Salah satunya adalah penelitian dari University of Missouri yang bahkan sudah dipublikasikan pada Januari 2015 lalu dan mengatakan saat peserta penelitian mengerjakan sesuatu tanpa gawai di dekatnya, terjadi peningkatan kecemasan, sehingga menimbulkan sistem kerja buruk semakin buruk.
Gejala awal dari adanya salah satu jenis perasaan takut ini adalah ketika Anda perlu mengecek terus menerus gawai Anda. Bahkan merasa gelisah jika baterainya habis dan tidak menemukan cara untuk mengisinya, meski tak ada kepentingan sama sekali seperti masalah pekerjaan atau sebagainya.
Anda juga akan merasa sangat nyaman jika keberadaan gawai berada dalam jangkauan tangan bahkan sampai dibawa ke toilet. Salah satu gejala yang menandakan bahwa Anda sudah mengidap nomofobia adalah ketika Anda merasakan Phantom Vibration Syndrome yaitu keadaan di mana Anda merasakan mendapat notifikasi pada gawai namun ternyata hal itu adalah ilusi atau hanya perasaan semata.
Ada beberapa bahaya buruk jika Anda sudah mengidap nomofobia. Kesehatan mata Anda akan terganggu jika terlalu lama menatap layar gawai, karena terdapat pancaran “cahaya biru” yang dapat merusak retina. Konsentrasi yang Anda miliki juga mungkin mudah terpecah karena harus mengamati layar gawai dan keadaan sekitar di dunia nyata. Anda juga mungkin akan merasa stres karena diasingkan dari lingkungan karena sering mengabaikan orang sekitar dan memilih fokus pada layar gawai.
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya nomofobia. Tempat peletakkan sangat memengaruhi perasaan nyaman yang berlebihan pada gawai. Anda dapat menaruhnya di tas atau lemari dibanding saku dan tempat tidur karena kadar kesulitannya lebih tinggi saat ingin meraihnya. Biasakan untuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu daripada mengecek gawai setiap saat. Ketika dalam keadaan santai, Anda juga dapat mematikan perangkat gawai yang tidak penting sehingga tidak mengganggu hiburan atau hobi yang sedang dikerjakan.
Penulis: Nafal Awalya
Editor: Yusham
Categories: Gadget