Generasi milenial adalah generasi yang dianggap semakin maju dari generasi sebelumnya, karena tumbuh beriringan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan modernisasi. Di balik segala kelebihan yang lekat dengan generasi milenial, ternyata mereka juga mengalami kelelahan sehingga mengalami sebuah fenomena yang disebut dengan ‘burnout generation’.
Pernahkah kamu merasa lelah secara fisik maupun psikis selama menjalani pekerjaan sehari-hari? Hati-hati, jangan anggap remeh hal itu. Bisa jadi itu termasuk kedalam istilah burnout generation. Besarnya bahaya yang bisa ditimbulkan akibat terjadinya burnout dalam diri seseorang menyita perhatian World Health Organization (WHO). WHO menyebutkan burnout merupakan salah satu kondisi stres kronis yang harus diatasi dengan cara yang baik dan cepat.
Mengapa milennial mengalami fenomena ‘burnout generation’?
Tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak dan berat melebihi kemampuan memungkinkan menjadi penyebab generasi milennial berhadapan berhadapan dengan situasi yang tidak nyaman dan membuat mereka stres sehingga mengalami burnout. Hal itu bisa disebabkan karena beberapa faktor.
Tekanan dari generasi masa lalu
Banyak orang masih berpandangan, milenial bisa memiliki kualitas hidup yang sama seperti ketika orang tua mereka muda dulu. Padahal realitanya, kondisi finansial, sosial, dan politik sudah berubah sehingga para milenial saat ini sulit memiliki cara hidup yang sama seperti generasi sebelumnya.
Jika kamu mengalami stres berkepanjangan akibat pekerjaan dan tak kunjung menemukan jalan keluar, berkonsultasi kepada ahlinya mungkin menjadi langkah yang paling baik mengatasi burnout generation.
Apa saja hal yang bisa menyebabkan burnout generation?
Pekerjaan tidak cocok
Ketika kita bekerja di suatu tempat akan lebih baik jika pekerjaan tersebut sesuai dengan passion diri kita. Hal itu akan membuat kita nyaman dan senang ketika melakukan pekerjaan. Sedangkan ketika pekerjaan itu bukan passion kita akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan terasa membosankan. hal itu juga bisa jadi penyebab burnout generation lho.
Dinamika tempat kerja yang buruk
Beberapa tempat kerja memiliki senioritas yang tinggi, terkadang hal itu menyebabkan adanya bullying terhadap karyawan baru. Cara atasan memperingati juga kadang kala membuat tidak dan menyebabkan tekanan datang secara bertubi-tubi. Rasa tidak nyaman akan muncul karena hal tersebut.
Kamu mungkin merasa bahwa tidak ada satu pun yang menolongmu ketika mengalami burnout generation. Namun, sebenarnya terdapat beberapa cara yang bisa lakukan untuk lepas dari hal itu.
Terjebak di dalam stereotype
Di kalangan anak muda, banyak stereotype yang muncul mengenai nominal gaji, posisi, dan pencapaian di umur tertentu. Dari mana stereotype itu muncul? salah satunya dari pencapaian orang-orang sebelumnya. Alhasil, itu dijadikan standar, padahal setiap orang punya garis awal yang berbeda-beda. Sehingga banyak anak muda yang mati-matian bekerja untuk mengejar standar tersebut.
Menurut Dr.Ballard, head of APA Psychologically Healthy Workplace Program, dilansir dari Forbes.com, bahwa terdapat 10 tanda-tanda seseorang mengalami burnout, yaitu:
- Lelah fisik dan mental,
- Kehilangan motivasi,
- Memiliki emosi negatif,
- Kurang merawat diri sendiri,
- Performa menurun,
- Memiliki masalah kognitif,
- Memiliki masalah hubungan interpersonal,
- Kurang cepat puas,
- Terlalu sibuk bekerja, dan
- Mudah jatuh sakit.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Lihat kembali pilihanmu
Komunikasikan apa yang kamu rasakan dengan atasan. Kamu mungkin dapat bekerja sama dengannya untuk menyamakan persepsi mengenai pekerjaan yang kamu lakukan.
Melakukan relaksasi
Beberapa kegiatan relaksasi akan membantumu menghilangkan stres, seperti yoga atau meditasi.
Membatasi diri dengan orang negatif
Orang yang selalu berpikiran negatif tanpa menghadirkan solusi dapat membuatmu semakin terpuruk. Untuk itu, sebisa mungkin batasi kontakmu dengan mereka.
Mengambil cuti
Jika memang burnout tak terhindarkan lagi, cobalah istirahat sejenak dari pekerjaanmu. Kamu bisa berlibur untuk mengalihkanmu sejenak dari kesibukan yang menekanmu.
Yuk, bebaskan dirimu dari kondisi burnout!
Penulis: Anggi
Editor: Yusham
Categories: Health