Bandung merupakan kota yang tak pernah habis dengan cerita-ceita mengasyikannya, mulai dari tempat wisata, masyarakatnya yang ramah, fashion/tempat berbelanja, sampai kulinernya yang banyak dan beragam jenis makanannya, itu semua bisa di dapat di kota Kembang Bandung. Tak heran pada saat weekend maupun weekday banyak sekali para wisatawan, baik itu dalam negeri maupun luar negeri berbondong-bondong mengajak sanak saudaranya untuk menikmati keindahan yang ditawarkan oleh Bandung.
Salah satu yang terkenal di tempat ini adalah diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika yang melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia.
Tugu Titik Nol Bandung
Tugu titik nol berada di kawasan Jalan Asia Afrika yang bersebrangan dengan Hotel Savoy Homann, tempat ini merupakan titik awal mula Kota Bandung. Disini anda bisa melihat monumen kepala lokomotif di belakang tugu yang dibuat pada tahun 1900 yang hingga saat ini masih terlihat kokoh, dan disinipun anda akan melihat bukti sejarah yaitu ketika Daendels menancapkan tongkat di tanah yang menjadi titik nol Kota Bandung, hingga saat ini dikenal dengan “Kilometer Nol” yang kini letaknya persis di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat
Gedung Merdeka
Bagi anda yang mengenal sejarah tentang Konferensi Asia Afrika (KAA), Gedung Merdeka dan Museum KAA menjadi tempat yang sangat tepat untuk anda kunjungi. Di tempat inilah, terciptanya Dasa Sila Bandung yang menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah dalam berjuang memperoleh kemerdekaan dan menjadi prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerjasama dunia.
Di samping Gedung Merdeka ada juga Museum Konferensi Asia Afrika yang banyak sekali menyimpan kenangan-kenangan bersejarah dalam Konferensi Asia Afrika (KAA).
Masjid Berarsitek Budaya Tionghoa
Tidak jauh dari kawasan Cikapundung Riverspot, ada masjid bernuasa etnis Tionghoa di Bandung yaitu Masjid Al-Imtizaj. Masjid yang terlihat dari luar dan dalam bangunan sangat kental dengan arsitektur budaya Tionghoa. Masjid ini terbuka untuk siapapun yang akan melaksanakan shalat, jadi bukan hanya untuk muslim keturunan saja.
Jalan Braga
Braga berasal dari Bahasa Sunda “Baraga” yang artinya kurang lebih menyusuri sungai. Sesuai dengan Namanya, Jalan Braga memang berada di tepian Sungai Cikapundung. Jalan Braga ini menyuguhkan tempat hiburan, tempat makan, toko atau butik baju. Bagi anda yang suka dengan lukisan, disini surganya. Anda bisa melihat dan membeli aneka lukisan yang indah disini.
Masjid Agung dan Alun-Alun
Masjid agung merupakan salah satu masjid tertua di Bandung. Didirikan abad ke-19, tepatnya tahun 1812 dan mampu menampung 13.000 jamaah. Sekarang Masjid Agung sudah dipercantik dengan menggunakan rumput sintesis dan tamannya di tata sedemikian rupa. Jika lapar, anda tinggal pergi dan memilih berbagai menu yang diinginkan mulai dari jajanan ringan seperti bakso, siomay, es dawet, sampai makanan berat seperti nasi, sop, bubur, dan lainnya.
Categories: Uncategorized