Selasa, 27 April 2021 – Sejalan dengan misinya menjadi sobat melek bagi anak muda Indonesia, salah satu brand kopi kekinian asli Indonesia ini mengadakan gerakan #SobatMelekInklusif yang bertujuan untuk mengajak anak muda Indonesia agar semakin melek dengan isu inklusivitas, termasuk difabel. Melalui gerakan #SobatMelekInklusif, dengan program ini diharapkan dapat membangun semangat inklusif di kalangan anak muda serta meningkatkan kepedulian bagi teman-teman difabel yang terdampak akibat pandemi.
Gerakan #SobatMelekInklusif ini meliputi dua program utama. Yang pertama adalah program ‘LOKALATE Inclusive Entrepreneurship’, merupakan program pendampingan bisnis dan mentoring bagi café-café difabel di Indonesia yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi.
Sejak awal 2021, brand kopi ini berkolaborasi dengan berbagai komunitas difabel dan menjalankan Inclusive Entrepreneurship Program bagi café-café difabel yang terdampak pandemi. Harapannya melalui pendampingan dan mentoring ini, teman-teman difabel bisa terbantu secara bisnis sehingga makin dikenal banyak orang dan membantu memulihkan kondisi ekonomi mereka serta menginspirasi anak-anak muda untuk mendukung komunitas difabel di lingkungan mereka.
Dukungan yang dilakukan meliputi pendampingan dan mentoring dari sisi bisnis, manajemen operasi, service excellence, product development, promosi menggunakan media sosial, pendaftaran di aplikasi layanan pemesanan makanan minuman secara online, serta endorsement oleh influencer dan food blogger.
Salah satu café yang tergabung dalam program ini adalah Café More Bandung, sebuah café yang berlokasi di Jl. Padjajaran Bandung dan merupakan bagian dari Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Difabel Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung. Sejak masa pandemi, omzet Café More cukup terdampak, dengan perkiraan pemasukan sekitar Rp 145.000,- per minggu. Sejak mendapatkan pendampingan dari LOKALATE Inclusive Entrepreneurship Program, Café More saat ini menerima kenaikan omset cukup signifikan, yakni sekitar 13 kali lipat atau sekitar Rp 2.000.000,- per minggu.
Sri Ayu, seorang barista Café More yang merupakan penyandang difabel sensorik netra adalah salah satu penerima manfaat dari LOKALATE Inclusive Entrepreneurship Program. Sri Ayu mengatakan,
“Selama masa pandemi, traffic di Café More Bandung sangat terdampak dan berakibat pada penurunan pemasukan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, mewakili teman-teman yang bekerja di Café More, kami merasa bersyukur atas kepedulian dan dukungan dari tim LOKALATE di Bandung dalam melakukan program pendampingan dan mentoring bisnis bagi kami, baik dari sisi promosi dan pemasaran secara digital, pendaftaran di aplikasi pemesanan makanan minuman online, hingga belajar tentang manajemen arus kas dan operational excellence. Saat ini café kami makin dikenal masyarakat Bandung, meningkatkan jumlah pengunjung ke café kami serta meningkatkan omzet kami. Kami berharap kami dapat terus beroperasi secara optimal.”
Selain Café More Bandung, LOKALATE juga memberdayakan café di wilayah lainnya, misalnya Kito Rato Coffee oleh Komunitas Difabel Kita Setara Indonesia di Tangerang. Rencananya, LOKALATE akan melakukan pendampingan dan mentoring bisnis bagi café difabel di area lain seperti di DAP Cooking dan Dapur Cinta Tuli (Tangerang), Sunyi House of Coffee & Hope (Jakarta), Kopi Tuli (Depok), Cupable Coffee (Yogaykarta), PSLD Unesa (Surabaya), Rumah Kreatif Pintar (Banjarmasin), Inbis Permata Bunda (Bontang), Rumah Bisabilitas (Denpasar), Kedai Koliong (Pekanbaru), dan Donat Tuli (Makassar).
Jesaya Christian, Brand Manager LOKALATE mengatakan, “Tidak dapat dipungkiri, masa pandemi memiliki dampak yang sangat besar bagi berbagai kalangan, termasuk bagi teman-teman difabel. Di masa penuh tantangan ini, LOKALATE sangat terinspirasi dengan semangat juang dari teman-teman difabel yang terus berusaha untuk bertahan di masa pandemi, dan inilah mengapa kami tergerak untuk mengadakan gerakan #SobatMelekInklusif untuk mengajak anak muda Indonesia menumbuhkan nilai-nilai inklusif dan peduli bagi teman-teman difabel dalam berbagai bentuk.”