Oleh: Meidyta Zahara
Mahasiswi Public Relations, London School of Public Relations
Memiliki penampilan yang sempurna adalah dambaan setiap orang. Banyak cara dilakukan salah satunya yaitu melakukan perawatan kecantikan. Berbagai macam perawatan kecantikan kini tersedia, dari mulai menggunakan cara tradisional hingga modern. Tujuannya tak hanya untuk merawat, namun juga untuk mengubah, dan menyempurnakan penampilan.
Perawatan filler dan botox adalah salah satu jenis perawatan kecantikan yang sedang tren dikalangan artis-artis belakangan ini. Sebut saja Kylie Jenner dan anggota Kadarishian family lainnya, yang menjadi pelopor popularnya perawatan ini.
Perawatan filler dan botox adalah jenis perawatan kecantikan dengan cara menyuntikan suatu cairan kedalam anggota tubuh yang ingin diperbaiki. Perawatan ini menjadi popular karena manfaatnya yang dapat mengubah dan menyempurnakan penampilan tanpa harus melakukan operasi plastik.
Namun kabarnya, melakukan perawatn filler dan botox dapat menyebabkan kecanduan. Hal ini didukung dengan adanya beberapa kasus orang yang melakukan perawatan filler dan botox secara berlebihan hingga membahayakan keselamatan diri sendiri.
Menurut pendapat dr. Melly Rianty Praditha seorang dokter aesthetic, melakukan perawatan kecantikan apapun termasuk filler dan botox sama sekali tidak membuat ketergantungan apalagi kecanduan.
“Kalau disebut membuat ketergantungan tidak sama sekali, hanya saja ketika seseorang melakukan perawatan kecantikan dan hasilnya memuaskan, hal itu akan menambah rasa percaya diri orang tersebut. Sehingga, ketika efek dari filler dan botox ini sudah habis otomatis penampilannya akan kembali seperti semula dan membuatnya tidak pede. Hal itulah yang biasanya menyebabkan seseorang melakukan treatment filler dan botox secara terus menerus,” ucap dr. Melly.
Ia mengaku sudah banyak menangani pasien untuk melakukan filler dan botox ini, bahwa kandungan yang digunakan untuk filler dan botox merupakan bahan-bahan yang aman, dapat diserap oleh tubuh, dan tidak mengandung kandungan yang menyebabkan kecanduan atau addictive bagi penggunanya. Namun, hasil yang memuaskan dan meningkatkan percaya diri itulah yang sebenarnya membuat orang yang melakukan perawatan filler dan botox menjadi ingin terus menerus melakukannya lagi.
“Contohnya orang yang melakukan filler dan botox untuk keperluan anti-aging. Setelah melakukan filler dan botox wajah mereka jauh terlihat lebih muda dan kencang, tapi karena filler dan botox ini sifatnya tidak permanen, ketika cairan filler dan botox itu habis terserap oleh tubuh maka kulitnya akan kembali kendur seperti semula, itulah yang biasanya membuat para pasien kembali lagi untuk melakukan filler dan botox ini,” tambahnya.
Menurut seorang mental health enthusiast Raiguna Sonjaya, S.Psi, sesungguhnya kecanduan itu merupakan kondisi seseorang yang mengalami kehilangan kontrol terhadap yang dia lakukan, yang disebabkan karena keinginan kuat, atau kegemaran terhadap suatu hal yang terjadi pada waktu yang lama. Orang yang mengalami kecanduan tidak mempunyai kendali atas apa yang mereka lakukan, gunakan, atau konsumsi terhadap suatu hal yang mereka jadikan candu atau hal yang menimbulkan rasa ketagihan tersebut.
Dalam hal ini, perawatan kecantikan yang menghasilkan kepuasan tersendiri bagi pelakunya menjadikan hal tersebut sebagai keinginan atau kegemaran yang tidak bisa dia kontrol kembali.
“Hal yang menyebabkan kecanduan sebenarnya adalah timbulnya rasa senang di otak, apapun kegiatanannya. Otak akan merespon semua kesenangan itu dan menghasilkan hormon dopamine atau hormon kesenangan. Hormon ini akan meningkat ketika kita merasa puas, bahagia, dan senang terhadap suatu hal,” kata Raiguna.
Melakukan perawatan kecantikan yang membuat perasaan menjadi senang dan bahagia inilah yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan terhadapnya. Apapun jenis perawatannya, jika dilakukan secara berlebihan dan berulang bisa jadi menyebabkan suatu efek kecanduan karena si pelaku mengalami kehilangan kontrol terhadap yang dia lakukan.
“Beberapa orang yang merasa tidak puas dengan kondisi fisik yang ia miliki, lalu melakukan perawatan seperti filler dan botox yang dapat merubah kondisi fisiknya menjadi lebih baik tentu akan membuatnya merasa senang, dan apabila hal ini berulang maka efek merasa kecanduan itu bisa timbul, yang menjadi bahaya adalah jika filler dan botox ini tidak dilakukan oleh ahlinya,” pungkas Raiguna.