Iwan Ridwan – District Manager Merpati Nusantara Airlines Bandung
Sejak memulai karirnya di Merpati Nusantara Airlines sejak tahun 1991, pria kelahiran Bogor ini memang sangat tertarik dengan dunia penerbangan. Hal itulah yang membuatnya begitu mencintai pekerjaan yang sudah dijalaninya selama 21 tahun ini. “Rasanya seperti baru kemarin saja,” ungkapnya saat disinggung mengenai masa-masa awal karirnya di Merpati.
Saat berbincang-bincang di ruang kantornya, beliau membeberkan banyak hal tentang seluk-beluk dunia penerbangan serta langkah Merpati Nusantara Airlines yang telah menjadikan kota Bandung sebagai salah satu basis operasional. Belakangan ini Merpati Nusantara Airlines memang gencar mengembangkan rute-rute penerbangan baru dari kota Bandung menuju pulau-pulau besar di Indonesia, termasuk beberapa kota di Asia Tenggara. Selengkapnya, silakan simak petikan wawancaranya..
Apakah untuk berkarir di dunia penerbangan itu harus menempuh pendidikan khusus atau semacamnya?
Sebenarnya tidak juga. Pada dasarnya, sebuah maskapai penerbangan itu kan terdiri dari banyak komponen. Selain pilot dan pramugari tentu ada juga divisi lain seperti teknisi, administrasi keuangan, marketing, hukum, dll. Seperti perusahaan pada umumnya saja. Hanya saja, masyarakat awam kan lebih cenderung mengidentikkan karir di dunia penerbangan itu dengan pilot atau pramugari saja. Tapi sebetulnya tidak seperti itu.
Apakah tekanan pekerjaan di bidang ini besar?
Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya yang lebih sering berkutat di bagian operasional, tekanannya memang cukup besar. Terutama di airport, yang jika diibaratkan adalah etalase terakhir kita. Apalah artinya ketika kita sudah memberikan pelayanan terbaik ketika penumpang memesan atau membeli tiket, namun ketika dia akan berangkat ternyata terjadi masalah di airport? Itu akan menghapus semuanya. Bahkan saat pesawat delay pun, kita harus reaktif, harus tetap memberikan layanan yang terbaik, dan itu tekanannya bukan main.
Sebetulnya, seberapa amankah sarana transportasi udara itu?
Sebetulnya transportasi udara itu merupakan sarana transportasi yang paling aman, jika kita mengikuti SOP. Itu karena standar keamanannya sudah dipagari dengan regulasi yang sangat ketat. Dan desain pesawat udara itu pun sudah dibuat sedemikian rupa supaya aman. Itulah kenapa transportasi udara itu high-cost, karena safety.
Anda boleh lihat data, korban pesawat yang jatuh selama setahun itu tidak sampai ratusan. Apalagi jika dibandingkan dengan moda transportasi lain. Contohnya, sekarang, setiap hari, ada berapa orang korban kecelakaan motor? Itu kan banyak sekali.
Mengapa faktor safety tersebut bisa membuat biaya transportasi udara tergolong mahal?
Memang bisnis airlines itu merupakan bisnis yang high cost dan high risk. Setiap komponen pesawat itu kan harganya sangat mahal. Katakanlah jika misalnya dipaksakan untuk menjual tiket dengan harga yang rendah, bagaimana dengan aspek keamanannya? Bagaimana dengan perawatannya? Bagaimana dengan pendidikan kru-nya? Karena, sesungguhnya usia kerja pilot itu hanya 6 bulan. Setiap 6 bulan sekali, pilot harus melalui proses simulator atau ground check. Jika dia tidak lulus, untuk sementara si pilot di-grounded-kan dulu. Jadi kualitas pilot itu harus terus dipantau. Itu sudah aturan internasional
Dari yang Anda lihat selama ini, pengguna transportasi itu lebih mementingkan safety atau tiket yang murah?
Untuk hal ini memang perlu pemahaman juga kepada masyarakat, karena isu safety itu sensitif sekali kalau di negara-negara asing. Tentunya sah-sah saja jika masyarakat ingin membeli tiket dengan harga murah, karena hitung-hitungan ekonomi itu kan selalu terjadi kapan saja dan dimana saja. Murahnya boleh, tapi faktor safety-nya juga jangan sampai dikesampingkan.
Apa yang menjadi strategi dari Merpati Nusantara Airlines dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat saat ini?
Yang menjadi produk utama dari bisnis airlines itu adalah safety dan service. Jadi tentu kita akan konsisten terhadap dua aspek itu tadi. Untuk harga kita tetap kompetitif, tapi dalam menghadapi persaingan ini kita tetap mengutamakan safety dan service. Karena penumpang itu adalah raja dan harus dilayani dengan baik. Intinya kita ingin memanusiawikan orang yang ingin bepergian dengan memberikan kenyamanan yang notabene memang merupakan hak dari penumpang.
Seperti apakah standar pelayanan dari Merpati itu sendiri?
Biasanya kita sebut dengan pre flight, in flight dan ater flight. Jadi kalau pre-flight itu biasanya kita berikan layanan kemudahan dalam pemesanan tiket, reservasi, ticketing, tentunya didalamnya sudah termasuk dengan harga yang layak dibeli oleh konsumen. Kemudian in-flight service itu layanan dalam penerbangan, kita masih memberikan makanan dan minuman selama penerbangan. Kemudian after-flight service itu ada mungkin bila penumpang akan melanjutkan penerbangan ke tempat yang lain, ada layanan tranfsfer desk yang mengakomodasi penumpang sampai ke penerbangan selanjutnya.
Seberapa besar potensi yang dimiliki kota Bandung bagi pengembangan transportasi udara?
Saya melihat memang Bandung bukan main potensinya untuk pengembangan Merpati ke depannya. Dalam waktu dekat kita akan mencoba untuk membuka rute-rute baru dari Bandung. Yang jelas, memang sudah ada komitmen dari manajemen bahwa Bandung akan dikembangkan sebagai salah satu hub atau basis utama selain Jakarta, Surabaya dan Makassar. Artinya di Bandung ini nanti kita akan menambahkan jumlah pesawat kita yang menginap di Bandung. Tentunya dengan makin banyak pesawat yang kita inapkan di Bandung, berarti akan lebih banyak rute yang bisa kita akomodir dari Bandung.
Padahal, Bandung cukup dekat dengan Jakarta..
Kalau saya boleh ilustrasikan, saat ini banyak travel atau angkutan publik yang menuju Jakarta itu isinya penuh, dan termasuk juga didalamnya orang-orang yang akan pergi dengan pesawat. Kenapa kita tidak melihat potensi itu? Karena, minimal mereka harus menyiapkan waktu minimal 5 jam untuk sampai ke bandara Cengkareng misalnya, itu sudah termasuk kemacetan. Jika dari Bandung sendiri penerbangan itu bisa diakomodir, berarti itu kan sebenarnya merupakan penghematan waktu yang sangat signifikan. Makanya saya tertarik untuk mengembangkan beberapa rute baru dari Bandung, baik rute nasional maupun regional (Asia Tenggara).
Target pasar paling potensial dari kota Bandung sendiri apa saja sebenarnya?
Mungkin dari kalangan pelaku usaha atau pebisnis, kemudian dari para turis yang berkunjung karena Bandung punya banyak daya tarik seperti dunia kuliner, fashion atau hiburannya. Kemudian dari sektor komoditinya, terutama industri garmen, Bandung merupakan salah satu pemasok utama ke luar daerah, bahkan ke luar negeri.
Categories: Profil