Penyanyi yang mempunyai nama lengkap Terryana Fathiah Shahab ini begitu identik dengan lagu-lagu recycle dan lagu-lagu bertema galau. Sejak pertama kali muncul di blantika musik indonesia dengan single “Janji Manis” pada tahun 2006, disusul dengan single-single hit lainnya seperti “Harusnya Kau Pilih Aku” dan yang terbaru, “Butiran Debu” yang sebelumnya dipopulerkan oleh Rumor, karakter vokal Terry memang terdengar begitu pas dengan tema tersebut. Saking identiknya dirinya dengan image galau tersebut, Terry sering melontarkan candaan di sela penampilannya di atas panggung, bahwa mengundang dirinya berarti juga mengundang kegalauan.
Namun menurut penyanyi kelahiran 18 Juni 1984 ini, membawakan ulang lagu yang telah lebih dulu dipopulerkan oleh orang lain justru jauh lebih sulit. Saat ditemui disela-sela sesi promo single “Butiran Debu”, Terry berbagi cerita mengenai tantangan yang dihadapinya saat mendaur ulang lagu orang lain tersebut. Inilah dia petikannya.
Seberapa sulit membawakan ulang lagu orang lain?
Membawakan lagu recycle itu bukan berarti semuanya jadi lebih mudah. Tantangannya itu berat sekali, karena pendengar sudah terbiasa dengan versi yang lama. Meskipun lagu itu sukses waktu dibawakan oleh orang lain, bukan jaminan kalau lagu itu juga akan sukses saat dibawakan oleh kita. Tapi, justru hal itu yang membuat gue merasa tertantang.
Sebagai penyanyi yang identik dengan lagu recycle dan tema lagu yang galau, bagaimana respon dari pendengar?
Sejauh ini, respon orang selalu bermacam-macam. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Ada juga yang menyayangkan kenapa gue kesannya ngga berani banget untuk membawakan lagu baru. Jujur, gue sendiri pun ngga pernah memilih lagu apa yang akan label kasih ke gue. Tapi pada dasarnya, gue selalu terbuka untuk menerima kritik apa saja, selama itu sifatnya positif. Dalam artian, kritik yang membangun.
Seberapa sulit menginterpretasikan kegalauan sebuah lagu di atas panggung itu?
Galau itu ngga bisa dibuat-buat. Itu tergantung dari dari kita menginterpretasikan sebuah lagu seperti apa. Misalnya, waktu gue mau manggung, bisa jadi pas berangkat ke lokasi mood gue bener-bener lagi seneng. Tapi pada saat sudah masuk ke dalam lirik, saat tampil, itu yang ngebuat gue bisa jadi galau.
Sering terbawa suasana dari lagu-lagu yang dinyanyikan?
Sering! Sering banget gue akhirnya sampai menangis pada saat menyanyi di atas panggung. Dan bahkan pada saat manggung itu kan suasana hati gue belum tentu sedang dalam keadaan sedih juga. Tapi kadang, gue orangnya bisa terlalu berempati terhadap sesuatu keadaan, atau lirik yang sedang gue nyanyikan.
Maksudnya?
Pada dasarnya gue bukan tipe orang yang cukup terbuka terhadap kehidupan pribadi gue. Bahkan ke orang tua sekalipun. Kalau orang lain, biasanya kan kalau kurang nyaman untuk cerita ke orang tua bisa cerita ke teman-teman atau sahabatnya. Gue tidak seperti itu. Bisa dihitung, berapa masalah pribadi gue yang teman-teman dan orang tua gue tahu. Kenapa? Karena mereka pun punya masalah hidup, kasihan kalau mesti ngurusin hidup gue lagi. Biar gue tulis apa yang gue rasakan lewat lagu, atau gue nyanyikan lewat lagu orang yang membuat gue merasa terwakili oleh lagu itu.
Setelah single “Butiran Debu”, apakah sebentar lagi akan keluar album ketiga?
Memang ini adalah langkah menuju album. Sekarang masih dalam proses. Makin kesini gue makin ngeri, karena makin kesini orang ekspektasinya makin tinggi sama gue. Jadi, gue mikir, “Apalagi nih yang bisa gue explore, biar orang masih tetap bisa menghargai gue?”
Kalau dari label rekaman sendiri, apa ada tekanan agar album segera rilis?
Lumayan dikejar sih gue, cuma jadwal gue lagi padat begini ya mau bagaimana lagi? Bahkan mereka (label) pun pernah mencoba untuk menantang gue rekaman dalam keadaan gue lagi ngga fit. Dan hasilnya adalah single Butiran Debu itu, yang proses rekamannya jadi dua kali. Harusnya tadinya bisa cepat selesai malah jadi dua kali lipat waktu pengerjaannya. Tapi mereka pun belajar dari kesalahan gue yang dulu, dimana dalam waktu 4 tahun sama sekali ngga rilis album, jadi mereka ngga mau kejadian seperti itu terulang lagi. Buat gue, itu alasan yang sangat bisa dimengerti sebenarnya.
Saat rilis album ketiga nanti, apa akan membuat acara khusus untuk peluncurannya?
Hmm, mungkin tidak. Jujur, mungkin lu ngga akan percaya, tapi gue satu-satunya artis (penyanyi) yang ngga pernah (membuat acara) launching album. Dari album pertama sampai album kedua, mana lu pernah lihat gue undang media, dan gue launching album dalam sebuah acara? Karena, gue memang tipe orang yang lebih memilih untuk mendatangi orang. Buat gue cara itu lebih efektif dan lebih terfokus, untuk bertemu langsung dengan orang-orang dan dengan media.
Categories: Profil