Semar dan Cepot, dua tokoh wayang termasyhur tengah berdiri tegak di samping pintu masuk sebuah galeri di Jalan H. Akbar No.10, Bandung. Wayang berukuran orang dewasa itu seolah-olah sedang menyambut dan mempersilakan pengunjung masuk ruang galeri.
Galeri tersebut bernama Cupumanik Wayang Golek & Handycraft. Sebuah galeri yang khusus menyimpan, memamerkan dan membuat wayang khas Sunda yakni wayang golek.
Ketika tim Star Glam memasuki galeri, seorang wanita menyapa dengan hangat. Ia adalah Santi Sondari, generasi ke-2 penerima tongkat estafet usaha ayahnya H. Herry Hermawan. Santi menceritakan awal mula terbentuknya galeri yang kini dikelolanya.
“Cupumanik berdiri pada 1980. Dulu ayah saya lulusan seni rupa ITB, saat survei ke Purwakarta soal keramik, disana beliau justru menemukan perajin wayang golek yang tidak bisa bekreasi karena bermacam keterbatasan. Beliau menyadari para perajin di sana merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial,” tuturnya akhir tahun lalu.
Santi mengatakan, wayang tersebut memang bukan wayang untuk dimainkan tapi wayang suvenir untuk dipajang. Meski begitu, suvenir wayang golek tetap menjadi incaran utama para pengunjung, khususnya warga asing.
“Banyaknya dipasarkan ke Eropa. Oh iya, sampai pernah ada orang Perancis yang sengaja datang kesini, karena saking sukanya sama produk kami. Ia tahu Cupumanik dari selembar potongan kertas kecil yang memuat informasi tentang galeri ini,” ujarnya.
Namun, hal tersebut tidak membuat Santi berpuas diri. Baginya, usaha ini juga sekaligus mempertahankan dan mengenalkan jenis kesenian Jawa Barat, “kami juga sangat mempriotitaskan kualitas, mulai dari pengecatan, pemakaian kostum batik pada wayang yang lebih menonjol dan variatif.”
Di galeri Cupumanik tokoh wayang yang banyak diminati adalah Rama dan Sinta, dan Cepot, “mengingat dua tokoh wayang itu emang mencerminkan makna kesetiaan. Dan Cepot, yang menjadi ikon seni wayang golek terkenal di tatar Sunda,” tambah Shanti Ochan sapaan akrabnya.
Karya wayang goleknya tidak hanya dipasarkan di Bandung. Ada pula di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Santi mengatakan, produk Cupumanik juga tersedia di penjuru bandara besar di Tanah Air.
Selain itu, para pengunjung pun bisa menyaksikan langsung pembuatan wayang golek yang dilakukan para perajin, mulai dari melakukan pengecatan, penyambungan tangan dengan benang, pembuatan baju wayang dan segala perniknya termasuk payet sampai ke pengepakan dalam kotak.
“Di sini pengunjung juga bisa praktek langsung membuat wayang hanya dengan membayar lima puluh ribu,” terangnya.
Galeri ini juga berbagai menjual cinderamata lainnya, seperti wayang dodot, angklung, gamelan, gantungan kunci dan wayang kulit.
Galeri ini buka Senin-Jum’at pukul 08.00-16.00, dan Sabtu pukul 08.00-14.00. Namun, jika ada permintaan galeri ini bisa saja buka pada Minggu atau libur nasional.
(Yusham)