Lima tahun setelah melepas album Current (2015), kugiran psychedelic rock asal Australia, Tame Impala akhirnya melempar album anyarnya bertajuk The Slow Rush (2020). Penyanyi dan produser dibalik proyek Tame Impala, Kevin Parker, kembali menawarkan album eksperimen yang lebih berani.
Sebelum perilisannya, album ini telah didahului lima single yang dirilis secara berkala, yakni “Borderline”, “It Might Be Time”, “Posthumous Forgiveness”, dan “Lost in Yesterday” yang membuat The Slow Rush menjadi album yang sangat dinanti-nantikan.
Memuat dua belas trek, album ini secara keseluruhan memiliki sound yang berbeda dibandingkan dengan album-album sebelumnya. Jika sebelumnya Tame Impala dikenal dengan pegaruh psychedelic rock, kini mereka berseksperimen dengan sound yang lebih bersifat energik.
Kevin Parker selaku pentolan unit ini sepertinya lebih berani mengeksplorasi berbagai macam genre, seperti unsur electronic, trip-hop, funk, hingga soft rock.
Satu dekade setelah Innerspeaker (2010), The Slow Rush merupakan album ke-4 yang sangat ditunggu-tunggu. Terlebih lagi setelah album Currents yang telah betul-betul mengangkat nama Tame Impala dalam industri musik. Nama album inipun seperti sindiran dari Parker, bahwa ia sadar akan antusiasme peminat Tame Impala yang menunggu-nunggu album terbarunya ini.
The Slow Rush sudah dapat didengar melalui berbagai layanan pemutar musik daring. Adapun video konsep The Slow Rush dari Parker sudah dapat ditonton di YouTube melalui tautan di bawah ini.
Yusham