Dinda: eh, gue kemarin ketemu Nikolas Saputra di mal, pas gue lagi makan. Masa Mas Niko ngeliatin gue gitu. Kayaknya dia sukak deh sama gue.
Maya: Halah, dasar halu!
Dinda : Eh, engga percaya. Gue tuh anaknya peka banget sama bahasa tubuh dan kode-kodenya doi.
Maya: Ya ampun, kelamaan jomblo sih lu mah, semua aja yang ngeliatin lu dibilang naksir.
Dalam kasus di atas, apakah benar Nikolas Saputra naksir sama Dinda? Atau Dinda hanya geer saja?
Tunggu dulu. Jatuh cinta memang menumbuhkan rasa bahagia yang tak terkira. Contohnya, setiap bertemu dengan orang yang dicintai, pastinya ada rasa berbunga-bunga yang membuat kamu tersenyum sepanjang hari. Uwuw~
Namun, akan menjadi suatu masalah jika kita sampai salah mengartikan cinta tersebut. Apalagi, jika sampai salah mengira bahwa orang lain jatuh cinta pada kita, namun kenyataannya tidak demikian. Bisa jadi kamu saja yang merasa baper, geer, atau malah perasaan yang dialami merupakan tanda gangguan psikologi?
Nyatanya, ada satu gangguan psikologi terkait hal tersebut, yakni erotomania.
Apa itu erotomania?
Erotomania merupakan salah satu gangguan delusi di mana seseorang merasa yakin dicintai atau ditaksir orang lain, meski kenyataannya belum tentu. Gangguan seperti ini termasuk dalam kondisi kesehatan yang langka dialami seseorang.
Seperti yang dilansir dari Alodokter.com, penderita erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya sedang disukai oleh seseorang. Orang tersebut bisa siapa saja, umumnya orang terkenal, seperti orang dengan posisi sosial yang tinggi, misalnya pejabat, selebriti, konglomerat atau mungkin tokoh politik, sekalipun mereka belum pernah bertemu sama sekali
“Mereka sering berpikir orang-orang itu berbicara dengan kode untuk mengungkapkan cintanya. Seorang pria figur publik bisa menyentuh dasinya saat diwawancara di televisi, misalnya. Lalu seorang pengidap erotomania yakin kalau itu sinyal rahasia untuknya,” kata Glenn Wilson, Konsultan Psikologi dan ahli perilaku kelainan seksual seperti dikutip Metro.co.uk.
Bagaimana cara memahami gejala erotomania?
Meski sampai saat ini belum ditemukan alasan konkret perihal kenapa seseorang bisa mengalami erotomania. Namun, kemungkinan erotomania bisa diakibatkan oleh faktor genetik, biologis, psikologis, serta faktor lingkungan.
Gejala utama dari erotomania atau delusi cinta adalah keyakinan yang keliru bahwa ia sedang dicintai oleh seseorang, meski tidak ada bukti yang bisa mendukung hal tersebut. Selain itu, gejala dan perilaku lain yang dapat muncul, yaitu:
- Terus membicarakan individu yang diyakini penderita sedang jatuh cinta padanya
- Terobsesi untuk menemui objek cintanya
- Terobsesi untuk membaca media yang meliput artis yang ia yakini jatuh cinta padanya
- Terus berusaha berkomunikasi dengan objek cintanya
- Menyebutkan bahwa ada orang lain yang mengikutinya dan men-stalking-nya, walau hal tersebut tidak demikian
- Tidak ada semangat untuk beraktivitas selain membicarakan orang yang ia yakini mencintainya
Kasus erotomania: Robert Hoskins yang terobsesi kepada Madonna
Pada Mei 1995, ada seorang pria bernama Robert Hoskins memiliki delusi bahwa Madonna seharusnya menjadi istrinya. Ia bahkan memperingatkan bodyguard Madonna, jika ia tak menikahi sang Ratu Pop, Robert akan mengiris tenggorokan Madonna.
Robert Hoskins dipenjara selama 10 tahun, walau obsesi tersebut tak kunjung hilang. Sebelum menghirup udara bebas, Robert Hoskins didiagnosis terganggu secara mental. Pada tahun 2011, ia juga dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental.
Apakah gejala ini bisa disembuhkan?
Seperti yang dilansir dari goodtherapy.org, selama belum masuk pada gangguan kejiwaan yang parah, erotomania bisa disembuhkan dengan terapi kognitif perilaku.
Terapi ini bertujuan untuk meruntuhkan ide-ide bahwa dia dicintai oleh orang-orang tertentu dan mengembalikan fantasinya kepada kenyataan.
Bisa juga dibantu dengan obat-obatan seperti antidepresan. Obat antipsikotik dapat secara efektif mengobati erotomania dalam beberapa kasus.
Obat biasanya dikombinasikan dengan psikoterapi. Dalam beberapa kasus, orang dengan erotomaniamungkin mengintai atau mengancam orang dari kasih sayang mereka sehingga rawat inap dapat dilakukan.
Sumber : Alodokter, SehartQ
Editor : Yusham
Categories: Health