Joy of Missing Out: Kiat Meraih Kebahagiaan dengan Tidak Mengikuti Tren

Foto: cottonbro/Pexels

Eksistensi digital membuat kita terobsesi dengan banyak hal. Hal itu membuat kita merasa seperti dikejar-kejar tanpa henti oleh tren, ekspektasi, dan perbandingan hidup dengan orang lain. Kebiasaan digital yang terlalu tinggi berkebalikan dengan tingkat kepuasaan mental yang cenderung rendah. Mungkin ketika kita sudah sesuai tren kita akan merasa bangga dan senang, namun ternyata kesenangan juga dapat diperoleh dari perasaan ketertinggalan. Joy of Missing Out (JOMO) merupakan solusi mengatasi ketakutan ketertinggalan hidup.

Joy of Missing Out? Apa itu?

JOMO atau Joy Of Missing Out adalah cara hidup yang lebih santai dan tak masalah bila terlambat mengetahui sebuah berita. JOMO adalah alternatif bagi mereka yang sudah lelah dengan kehidupan di era digital yang serba menuntut untuk update. JOMO dapat membantu kita menjadi diri kita yang sebenarnya.

JOMO memungkinkan seseorang menjalani hidup di jalur lambat, lebih menghargai koneksi manusia, melatih diri untuk berkata tidak, memberikan ruang rehat untuk diri sendiri dari teknologi, dan memberi izin untuk mengakui posisi kita serta merasakan segala emosi yang kita rasakan.

Istilah ini bisa dimulai dengan membuat jadwal kegiatan harian dan melakukannya tanpa ‘melirik’ kegiatan orang lain. Membuat jadwal sesuai dengan prioritas keinginan akan membuat kita tahu apa yang diinginkan oleh diri sendiri.

Selain itu, ‘diet digital’ merupakan hal yang paling ampuh mengatasi ketakutan ini. Membatasi jumlah konten informasi yang kita konsumsi  di media sosial bisa menjadikan kita terhindari dari sebagian besar orang yang hanya menampilkan versi terbaik dari diri mereka di media sosial.

Lakukan lebih banyak hal yang produktif dan menyenangkan. Dengan mengikuti jadwal yang sudah dibuat sesuai dengan prioritas akan membuat kita bisa melupakan gawai dan lebih dekat dengan orang-orang yang ada di sekitar kita.

Setelah menjalani hari-hari sibuk, sempatkan untuk bersantai. Manjakan diri dengan hal-hal yang disukai, bahkan bila itu hanya tidak melakukan apa-apa di kamar. Kemudian, batasi penggunaan gawai dan media sosial. Atau setidaknya, buatlah aturan seberapa lama kita boleh menghabiskan waktu mengecek media sosial.

JOMO pelan-pelan mengatasi ketakutan akan ketertinggalan dan perasaan bersalah dengan kebebasan. Saat kita merasa terbebas dari segala ekspektasi, maka kita mulai bisa menyingkirkan perasaan negatif dan mengubah pandangan kita terhadap tuntutan tren yang selama ini menghantui.

Jadi mau coba Joy of Missing Out?


Penulis: Nafal Awalya

Editor: Yusham

Categories: Health

Tagged as: , , , ,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Google photo

You are commenting using your Google account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.