Wanita itu berdiri di belakang kepulan asap hitam yang membumbung ke langit. Ia mengenakan kaos hitam dan celana jins biru muda yang sobek di bagian paha kanan. Rambut panjangnya diikat ke belakang. Di sebuah jalan, di mana kobaran api pada ban yang dibakar itu masih menyala, ia mengangkat tangan kirinya. Ia menjadi magnet bagi sejumlah orang yang berada di sekelilingnya. Mereka sesekali bertepuk tangan. Tampak di jarinya wanita itu menjepit sebatang rokok, sedang tangan kanannya memegang megafon berwarna merah, ia berseru:
“Tendangan dibalas tendangan, darah dibalas darah, negara kita yang katanya negara Pancasila sekarang menjadi negara pancasalah, 1 ketuhanan yang maha hormat, 2 kemanusiaan yang adil bagi para birokrat, 3 persatuan para investor, 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatorian, 5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat kelas atas,”
Ujar Sasa dalam orasinya yang disambut tepukan tangan massa aksi.
Beberapa hari lalu, sosok wanita muda itu, Nabila Syadza menjadi viral karena dianggap sebagai sosok milenial yang berani sehingga banyak yang kagum dan penasaran. Dalam sebuah video, Sasa (sapaan akrabnya) terlihat tengah berorasi memplesetkan isi Pancasila menjadi Pancasalah.
Dilansir dari Pikiran-rakyat.com, mahasiswi Universitas Hasanuddin Makasar itu mulai banyak dicari warganet karena dikagumi atas aksi beraninya kala itu. Aksi Sasa ketika berorasi direkam oleh temannya dan diunggah ke media sosial hingga akhirnya viral.
Tidak menduga videonya bakalan viral
Sasa menyuarakan aspirasinya secara epik di tengah keriuhan aksi unjuk rasa. Sasa mengaku awalnya tidak menduga videonya itu viral di media sosial pada demo tolak Omnibus Law yang dilakukan massa aksi dari buruh hingga mahasiswa pada 6-8 Oktober 2020.
Namun dia sempat heran karena foto-foto dan video dirinya saat orasi kembali ramai di media sosial saat marak demo penolakan Omnibus Law beberapa hari lalu.
“Saya kira orang-orang terdekatku, ji, yang tahu kalau saya pernah orasi seperti itu, dan ada yang ambil gambar. Karena ini gambar tersebar jauh setelah saya orasi, kemudian saya kaget,” katanya.
Ia lalu mengungkapkan awal mula mengetahui aksinya itu viral di media sosial. “Saya sementara ada kesibukan, jadi jarang pegang HP. Jadi saya di kantor, banyak sekali masuk notifikasi. Malamnya saya buka, 2 hari yang like orang luar semua yang publish, bukan orang Makassar. Saya tidak tahu (kenapa begitu),” ungkapnya.
“Mungkin karena lagi momentumnya (ada demo) Omnibus Law dan mungkin hal-hal begini jarang mereka lihat, perempuan orasi, dan lain-lain sebagainya,” lanjutnya.
Namun Sasa mengaku risih karena banyak media yang mengungkap fakta lain soal dirinya di luar video orasinya yang viral.
“Dan menurutku saya tidak masalah (orasi viral), karena saya sudah tahu konsekuensinya, kalau saya berani bicara di depan umum, pasti bakal ada orang yang ekspose. Saya sudah tahu konsekuensinya,” jelasnya.
Di laman bemunhas.org, Nabila Syadza tercatat sebagai Menteri Hubungan Masyarakat BEM Unhas.
Editor: Yusham
Categories: Hot News