Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir 2019 lalu, sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan, terutama di Indonesia. Tentu, hal ini membawa sejumlah dampak, salah satunya adalah kekhawatiran yang berlebihan terkait virus hingga membuat seseorang mengalami insomnia. Belakangan ini gejala tersebut disebut sebagai coronasomnia.
Apa itu coronasomnia?
Coronasomnia adalah stres dan kecemasan yang muncul selama pandemi corona sebagai dampak dari ketidakpastian serta informasi bertubi-tubi yang didapatkan selama pandemi ini.
Stres dan kecemasan ini turut berkontribusi pada terjadinya insomnia. Sebagian ahli menyebut insomnia yang dipicu oleh pandemi Covid-19 ini sebagai coronasomnia.
Gangguan ini sangat nyata dan tersebar di seluruh dunia pada semua kelompok umur. Profesor klinis kesehatan UC Davis di Department of Psychiatry and Behavioral Sciences, Angela Drake telah mengobati gangguan tidur dan menangani insomnia tanpa pengobatan.
“Insomnia adalah masalah sebelum covid-19. Sekarang pada masa pandemi peningkatannya sangat besar,” kata Angela seperti dikutip dari UC Davis Health, Senin (12/10/2020).
Penyebab coronasomnia
Menurut para ahli banyak alasan yang membuat sulit tidur selama pandemi virus corona penyebab Covid-19 ini.
Di antaranya pandemi telah meningkatkan stres dan mengganggu rutinitas. Kemudian kondisi keuangan tertekan, hari-hari kurangnya aktivitas dan interaksi sosial.
Selain juga munculnya beragam pemberitaan buruk seputar virus, masa depan yang tidak pasti, atau akhir krisis yang belum diketahui.
“Pasien yang dulunya insomnia, sulit tidur karena cemas, bisa lebih banyak mengalami masalah. Pasien juga bisa memiliki lebih banyak mimpi buruk,” kata Alon Avidan, ahli saraf Pusat Gangguan Tidur UCLA.
“Dengan Covid-19, kami menyadari bahwa sekarang ada epidemi masalah tidur,” lanjut dia.
Sementara itu Charles M. Morin, Direktur Sleep Research Center di Universitas Laval Quebec memperingatkan bahwa insomnia bukanlah masalah yang sepele karena ia berdampak besar pada kualitas hidup.
“Kami mendengar banyak tentang pentingnya olahraga dan pola makan yang baik, tetapi tidur adalah pilar ketiga dari kesehatan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Cara mengatasi coronasomnia
Tepat waktu
Coronasomnia bisa diatasi dengan cara tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari
Sinar matahari pagi
Setelah bangun pagi, segeralah berjemur untuk mendapatkan sinar matahari pagi
Rutinitas sebelum tidur
Ada baiknya melakukan rutinitas satu sampai dua jam sebelum tidur. Misalnya, membaca buku atau mendengarkan musik.
Perangsang tidur
Coba temukan sesuatu yang merangsang atau memudahkan diri agar tertidur. Misalnya, tidur lebih mudah ketika mendengarkan suara kipas angin atau AC
Olahraga
Aktivitas fisik pada pagi atau malam hari bisa membantu merelaksasi sistem saraf agar lebih mudah tidur
Berpikir jernih
Usahakan selalu berpikir jernih dan positif demi kesehatan mental. Hal ini berperan penting mencegah coronasomnia.
Batasi berita
Mengetahui informasi terkini terkait Covid-19 memang penting. Namun, jangan terpapar berita Covid-19 secara berlebihan.
Sumber: Kompas & Republika
Editor: Yusham
Categories: Health
1 reply ›