Dari Balik Jendela, Album Anyar Monita Tahalea dengan Suguhan Genre Folktronik

IMG_0058

Foto: dok. Monita Tahalea

Setelah single “Sesaat yang Abadi“ yang dirilis pada penghujung tahun 2018 berhasil mendudukkan Monita Tahalea di jajaran Nominasi AMI Awards 2019 untuk kategori Artis Pria/Wanita Solo Alternatif terbaik. Lagu tersebut juga menjadi penanda awal album ketiga berjudul Dari Balik Jendela. 

Bekerja sama dengan Lie Indra Perkasa sebagai Producer dan Music Arranger dari album tersebut, Monita Tahalea mengusung genre musik yang disebutnya  “Folktronik” dengan berisi 10 lagu. 

 

“Untuk genre musik, kita bikin sebutan Folktronik sebenarnya supaya mempermudah aja sih, untuk orang-orang mengerti ada elemen apa aja di dalam album ini. Karena sebenarnya kalau dibilang genre pun, aku lebih memilih untuk tidak menetapkan laguku di genre mana pun,” ungkap Monita dalam siaran pers yang diterima Star Glam Magazine, Jumat (13/3/2020).

Album Dari Balik Jendela ini berisikan lagu-lagu yang bercerita tentang angan dalam suatu ruang-waktu. Di sini Monita ingin setiap orang yang mendengarkan lagu-lagu di album ini memiliki makna Dari Balik Jendela-nya mereka masing-masing.

“Selama 5 tahun perjalanan setelah album ke-2, aku memasuki musim kehidupan yang berbeda lagi. Mulai dari aku banyak manggung, lalu kehidupan sebelum menikah dan setelah menikah. Banyak renungan yang terjadi dalam diri aku sendiri. Kenapa album ini diberi nama Dari Balik Jendela, karena aku tidak ingin membatasi makna album ini buat teman-teman yang mendengarkannya nanti. Begitu mereka mendengar kata Dari Balik Jendela, biarlah itu jadi perenungan tersendiri lagi buat mereka bahwa makna Dari Balik Jendela-nya teman-teman yang dengar, pasti memiliki versi yang berbeda-beda”, lanjut Monita.

Album ini terasa berbeda dari 2 album Monita sebelumnya. Pendewasaan bermusik Monita di album ini adalah keberaniannya bereksplorasi dengan lirik dan aransemen musik yang berbeda, yang menampilkan sound dan melodi yang terdengar fresh di telinga.

Selain kembali menggaet musisi seperti Bernardus Ajutor Moa dan Gerald Situmorang, Monita menghadirkan nama-nama baru yang terlibat dalam beberapa penulisan lagu di album Dari Balik Jendela ini, seperti Ananda Badudu, Bayu Risa, Theoresia Rumthe, dan Yosua Gian, yang justru membawa kedalaman tersendiri bagi setiap lagu yang ada di album ini.

Upaya menyuarakan harapan anak-anak Indonesia

Ada pula lagu “Tapak Hening” yang Monita Tahalea tulis setelah ia melakukan perjalanan bersama sebuah yayasan sosial ke Sumba, Nusa Tenggara Timur. Lagu itu sengaja ia tulis untuk anak-anak kecil yang tinggal di daerah tersebut.

Lagu “Tapak Hening” yang diciptakan Monita Tahalea bersama Bayu Risa dan Yosua Gian, dipilih menjadi single kedua dari album Dari Balik Jendela. Monita Tahalea mendapat ide untuk menyuarakan harapannya akan masa depan anak-anak Indonesia.

Selain itu, dalam penulisan lirik seperti ini merupakan salah satu yang selalu mencuri perhatian dalam setiap lagu Monita Tahalea. Banyak menggunakan Bahasa Indonesia, kali ini Monita Tahalea menggandeng Theoresia Rumthe, penulis buku puisi yang mumpuni di bidangnya serta aktif dalam dunia literasi dan sastra Indonesia, untuk berkolaborasi menulis lirik Tapak Hening bersamanya.

“Harapannya, aku pengen melalui lagu ini kita boleh membuka diri kita bukan cuma untuk mimpi kita sendiri, tapi kita juga membuka tangan kita untuk membantu orang lain untuk meraih mimpinya, terutama anak-anak. Karena perjalanan mereka masih panjang dan mereka adalah generasi penerus bangsa ini,” ujar Monita.

Dua album Monita Tahalea terdahulu berjudul Dream Hope & Faith (2010) diproduseri oleh Indra Lesmana dan Dandelion (2015) yang diproduserinya bersama Gerald Situmorang, membentuk Monita Tahalea sebagai seorang artis dan musisi independen.

“Buat aku, musik adalah sebuah perjalanan, itu sepenuhnya anugerah dari Pemilik Kehidupan ini. Jadi bagiku, musik itu adalah perjumpaan aku dengan kasih yang tanpa syarat dari Tuhan. Dan harapanku, semoga apa yang ingin aku sampaikan ini, bisa menjadi sebuah perenungan yang indah. Ketika mereka membuka jendela apapun dalam hidup mereka, mereka bisa menemukan udara yang segar, menemukan hal-hal baru yang bisa bikin mereka menjalani hidup dengan lebih baik lagi”, pungkasnya

Yusham

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Google photo

You are commenting using your Google account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.